Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 264 halaman
Terbit : Mei 2008
Rating : 4/5
HATE at first sight. Itulah definisi yang tepat untuk menggambarkan Troy Mardian dan Gadis Parasayu. Mereka partner kerja yang dinamis---sedinamis gejolak permusuhan yang terus meletup di antara mereka berdua.
Menurut Gadis, Troy Mardian adalah contoh sempurna tipe manusia yang tercabut dari akarnya. Jelas-jelas asli Indonesia, kok pakai bertingkah ala bule? Rambut dicokelatin, ngomong selalu pakai Inggris, barang-barang harus designer label, dan mati-matian mempertahankan imej metroseksual biar tetap bisa menyandang gelar The Most Eligible Bachelor in Indonesia yang dijuarainya berturut-turut pada sebuah kontes nasional.
Sedangkan menurut Troy, Gadis Parasayu (atau Paras Ayu) adalah nama terkonyol yang pernah didengarnya. Di Amerika tempat Troy dibesarkan, nggak ada orangtua yang cukup gila menamai anak mereka dengan Beautiful Face Girl. Narsis sekali! Okelah, wajahnya memang eksotis plus lekuk bodi bak JLo, tapi masa sih doyan banget pakai merek lokal? So nggak kosmopolitan deh!
Hanya satu persamaan mereka. Sama-sama nggak percaya dengan yang namanya hocus-pocus, ramal-meramal, paranormal, astrologi, kartu tarot, feng shui, atau apa pun sebutannya yang berhubungan dengan dunia pernujuman. Lalu apa yang terjadi saat mereka terbangun pada suatu Minggu pagi cerah, dan mendapati diri mereka berada di ranjang yang sama dalam kondisi bak Adam dan Hawa saat pertama kali terdepak dari Firdaus---bugil, plus cincin kawin yang melingkari jari manis masing-masing, serta sepotong memori kabur tentang pernikahan yang mereka lakukan tiga belas hari yang lalu?!
Sinopsis :
Gadis Parasayu tersenyum puas saat mendapati dirinya menjabat Manajer Humas Dhemoticyl. Apalagi ia memiliki sekretaris seperti Lulu yang perilakunya membumi, manis, ramah, dll. Pokoknya Indonesia banget deh menurut Gadis. Gadis sendiri merupakan wanita nasionalis sejati. Dari mulai makanan, kosmetik, gaya hidup, tas, sepatu, semua berbuau lokal dan asli buatan Indonesia. Disaat semua wanita rela membobol rekeningnya untuk membeli barang impor, Gadis tetap pada pendiriannya. Baginya orang-orang yang menyukai produk luar --sampai-sampai mengubah gaya hidupnya seperti orang barat-- tak ubahnya seperti manusia yang tercabut dari akarnya. Dan salah satu contohnya adalah Troy Mardian, Manajer Marketing Senior Dhemoticyl.
Sejak pertama bertemu Troy, Gadis memang langsung membenci bule wannabe tersebut. Apalagi cara bicaranya yang selalu menggunakan kosa kata Inggris membuat Gadis membenci Troy setengah mati. Memang sih pesona Troy mampu meruntuhkan hati siapa saja, tapi Gadis membuang presepsi itu jauh-jauh. Sementara Troy juga membenci Gadis yang menurutnya terlalu sederhana apalagi semua atribut yang digunakan Gadis berbau lokal. Namun mata eksotis dan wajah cantik khas Indonesia hampir saja meruntuhkan pertahanannya. Untung saja sikap sinis Gadis membuat Troy kembali ke niat awalnya untuk membenci gadis itu.
Tanpa mereka sadari, hawa permusuhan telah muncul bahkan berkembangbiak. Masing-masing saling mengejek, menyindir, dan menatap satu sama lain dengan pandangan sinis plus meremehkan. Namun Gadis dan Troy terpaksa bekerja sama karena produk terbaru Biocell Pharmacy Indonesia yaitu obat yang mampu mengatasi demam berdarah terkena kasus. Parahnya kerjasama mereka diwarnai aksi saling menjatuhkan. Troy nekat melaporkan Gadis kepada polisi karena dicurigai membawa bom lalu dibalas Gadis dengan mengacaukan rapat penting Troy. Buntutnya Pak Irawan, presedir mereka marah besar! Ckckckck, parah..
Tapi semua itu belum seberapa. Perayaan ulang tahun Biocell Pharmacy Indonesia yang ke-50 menjungkir balikan dunia Troy dan Gadis. Mereka tanpa sengaja membuat sang gipsi marah karena tawa mereka yang menggema disela-sela pertunjukan (alasan yang aneh dan sedikit nggak logis menurutku). Hingga akhirnya sang gipsi mengeluarkan kemampuannya. Dan ketika mereka terbangun di suatu pagi yang cerah, Troy dan Gadis mendapati diri mereka sebagai sepasang suami istri yang telah melewati bulan madu. Whatt?? Semua orang kecuali mereka percaya akan pernikahan ini.
Troy dan Gadis akhirnya memutuskan untuk berpura-pura bersikap selayaknya pasangan pengantin baru dihadapan semua orang. Padahal aslinya mereka tetap seperti dulu, selalu berantem dan saling mengejek. Tapi gimana kalau Troy mendapati Gadis tengah mengandung anaknya? Mampukah Troy mengubah hati Gadis yang selama ini membenci dirinya? Temukan jawabannya dalam novel ini dan jangan lupa menyiapkan mental jika membaca endingnya. :D
Yihaaaa!! Novelnya keren abis, bis, bis. Tapi endingnya ngagantung abis, bis, bis. Tapi marilah lupakan endingnya sejenak--toh denger-denger novel ini bakal ada kelanjutnya--yang luar biasa aneh dan sangat di luar dugaan. Pertama aku mau komentarin sampulnya yang unik bangeet... Konsepnya kayak peta perampok milik Harry Potter dan aku suka. Kalau dari segi penjabaran cerita nggak usah comment deh, bener-bener nyaman bacanya. Tapi ada beberapa poin yang menurutku sangat mengganggu pas baca novel ini.
Pengulangan kalimat "Siapa bisa melupakan semua gairah itu, semua belaiann, tawa, kecupan, dekapan, gelak, desahan, canda, rintihan... Hanya orang gila yang bisa melupakan surga dunia itu!" sangat-sangat mengganggu. Mending kek ngulangnya sekali ,tapi ini lebih dari sekali!! Pengen muntah bacanya..
Pada halaman 93 dijelaskan bahwa Gadis mengubah jadwal rapat Troy dari 01.00 pm menjadi 07.00 pm menggunakan bolpoin. Caranya? Ya tinggal nambah garis diatas angka satu hingga menyerupai angka tujuh. Tapi kenapa pada halaman 97, Nana--sekretaris Troy yang juga bule wannabe--menjelaskan bahwa ia jelas-jelas sudah menulis jadwal jam satu tapi tiba-tiba jadwal tersebut berubah menjadi jam lima? Nah loh? Katanya Gadis ngubah jam 07.00 pm ini kenapa malah Nana ngelapor jam lima? Hanya penulis dan Tuhan yang tau jam sebenarnya.
Tapi lepas dari semua itu novel ini bagus. Biarpun temanya udah pasaran tapi penulis mengemasnya secara menarik. Btw ini novel kedua dari Karla M. Nashar yang aku baca. Sebelumnya sempet baca novel Bellamore tapi entah kenapa ceritanya nggak kena. Masih jauh lebih baik novel ini. (rai-ina)
PS : Aku masih bingung sama genre metropop dan novel dewasa. Mereka itu satu spesies apa beda sih? Tapi kok rasanya mirip-mirip.. Sudahlah, lebih baik abaikan.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung ke blog ini.
Setelah membaca mohon tinggalkan pesan pada kolom komentar.
Salam. ^^