Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 272 halaman
Terbit : Mei 2012
Rating : 5/5
Namaku Johan, dan akulah penyebab mimpi buruk semua orang. Semua orang selalu meremehkanku, mulai dari ibuku hingga anak-anak tolol di sekolahku, dan aku selalu berhasil memberi mereka pelajaran bahwa aku tidak bisa diremehkan. Tentu, beberapa akibatnya tak kuduga, seperti aku telah menewaskan ibuku dan beberapa kecelakaan lain, tapi itu harga yang harus kubayar demi menegakkan harga diriku.
Hidupku berubah drastis sejak aku bertemu Jenny, cewek yang sudah merebut rumah masa kecilku. Bukan saja itu kesalahan yang dilakukannya, melainkan juga ternyata dia berteman dengan cewek cantik yang seharusnya menjadi teman atau, lebih baik lagi, pacarku. Aku bertekad akan menghukum Jenny. Namun kebalikan dari harapanku, akulah yang dijebloskan ke rumah sakit jiwa.
Di balik dinding yang membatasiku dengan orang-orang gila, aku mulai menyusun siasat dan rencana. Aku berhasil memperdalam kemampuanku untuk memengaruhi orang lain, menggerakkan mereka untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan kotorku, bagaikan pion-pion tak berharga yang bisa kukorbankan sewaktu-waktu.
Sekarang, setelah aku berhasil keluar dari rumah sakit jiwa, waktunya untuk pembalasan dendam. Mereka semua yang sudah berani menentangku akan merasakan akibatnya. Sebab kali ini, aku akan mengirim mereka ke neraka....
Sinopsis :
Tory memutuskan untuk kembali Vancouver setelah mengantar Tony (adiknya) dan Markus (sahabat adiknya) ke sekolah SMA Persada Internasional, yang saat itu sedang terjadi suatu kasus. Dalam taksi yang mengantarnya menuju bandara, Tory menyadari kehadiran orang lain disampingnya yang memperkenalkan diri sebagai Johan. Ya, JOHAN si psikopat yang satu sekolah dengan adiknya dan si psikopat yang mengincar nyawa Jenny, pacar adiknya! Tory yang masih syok pura-pura bersikap tenang. Rupanya Johan tidak mau buang waktu, saat itu juga ia langsung menculik dan menyekap Tory.
Sementara di depan sekolah SMA Persada Internasional, semua orang (Baca : Jenny, Hanny, Tony, Markus, Frankie, Les) masih terpukau dengan kepergian kakak Tony yang begitu tiba-tiba. Terlebih Jenny dan Hanny. Beberapa menit yang lalu mereka dibuat terkejut karena baru tau kalau Tony memiliki kakak perempuan--yang dipanggilnya nenek sihir-- dan menit berikutnya sang kakak memutuskan untuk pergi. Bahkan Markus pun tak dapat menahan kepergian Tory. Les yang dari tadi hanya diam, tiba-tiba mengatakan ada orang lain yang berada satu taksi dengan Tory. Semua menyadari bahwa itu Johan tapi mereka tak bisa berbuat apa karena sebuah surat yang ditinggal Johan. "Kalau ada yang melapor polisi atau mengejar kami, aku akan bunuh dia."
Tak rela kakaknya dalam bahaya, Tony mulai membagi tugas. Hanny, Frankie, dan Les ditugaskan mencari pentunjuk di Rumah Sakit Jiwa yang ditempati Johan dulu. Menurut pihak RSJ, Johan telah meninggal dalam kecelakaan Bus. Saat mencari barang-barang peninggalan Johan di RSJ, mereka menemukan sketsa gambar keluarga yang dibuat oleh anak kecil. Ternyata selama ini Johan tidaklah hilang ingatan hingga menyebabkan mentalnya seperti anak kecil. Johan selama ini memiliki kepribadian ganda yang tidak diketahui oleh pihak rumah sakit. Dan kepribadian yang lain itu adalah Jocelyn, adiknya sendiri.
Sesuai dengan pembagian tugas, Jenny, Tony, dan Markus menuju ke rumah Johan yang dulu. Mereka yakin pasti ada petunjuk dalam rumah ini. Dan benar, mereka mendapati Ayah Johan yang nyaris mati membusuk di Hutan yang terletak disamping rumah Johan. Sambil merawat kaki Ayah Johan yang patah, mereka semua (Hanny, Frankie, dan Les sudah bergabung) berkumpul di kamar Ayah Johan untuk merangkai rencana selanjutnya. Tanpa diundang, Johan tiba-tiba menampakan diri kehadapan mereka semua lalu meledakan seluruh rumah dengan bom. Semua terluka tapi keadaan Les dan Ayah Johan paling parah hingga harus dilarikan ke rumah sakit. Sebelum pergi, Ayah Johan memberi tau bahwa anaknya ada di Jalan Belitung.
Tony tak habis pikir. Bagaimana mereka semua bisa dikelabui oleh si psikopat sinting itu. Padahalnya kakaknya saat ini disekap di tempat yang sangat dekat dengan mereka. Ya, Tory disekap di rumah yang tepat berada di depan rumah Tony! Rumah yang sempat menjadi rumah Jenny sebelum akhirnya gadis itu pindah dan rumah yang dulu menjadi tempat tinggal Johan kecil.
Lawan mereka kali ini tidaklah main-main. Jika sebelumnya Johan mempengaruhi orang disekitarnya untuk menjalankan rencananya, kini Johan sendiri yang terjun langsung ke medan perang. Tony menyadari bahwa Johan akan melakukan segala hal--termasuk membunuh nyawa orang--jika merasa dirinya terancam. Sementara mereka sangat mempertimbangkan keselamatan orang lain. Tapi bisakah mereka menang dari psikopat gila yang juga memiliki kepribadian ganda? Psikopat yang membuat Tony dan Markus terperangkap di Pontianak, psikopat yang membuat Hanny melewati pekan MOS yang mengerikan, dan psikopat yang hampir meledakan pesawat yang ditumpangi Jenny menuju Indonesia.
***
Seperti yang tadi kubilang, sudut pandang novel ini banyak. Saking banyaknya, semua tokoh dapet jatah. Bahkan Leslie Gunawan pun ikutan nyempil satu bab. Jadi dalam novel ini ada 8 sudut pandang : Johan, Jenny, Hanny, Tony, Markus, Tory, Frankie, dan Les. Kak Lexie rupanya berhasil membangun karakter tokoh di setiap sudut pandangnya. Tapi aku kurang dapet feel dari sudut pandang Frankie dan Les. Mungkin karena mereka baru tampil di seri ke-4 kali ya. Tapi sudut pandang Johan juga baru muncul sekarang dan feel psikopatnya kerasa banget. Jadi menurutku karakter Frankie dan Les emang kurang dapet.
Untuk chemistry antara pasangan, kita punya 3 couple yang layak diadu karena mereka saling face to face di novel ini. Tapi tetep dong, Jenny-Tonny menempati posisi teratas. Kemudian Tory-Markus dan terakhir Hanny-Frankie. Di novel ini emang Jenny-Torry paling terasa bagian romance-nya. Yang paling hambar tentu aja Hanny-Frankie. Biasanya pasangan yang suka ngejek yang paling dapet sisi romantisnya. Tapi kali ini kebalikan, malah pasangan adem ayem Jenny-Tony yang paling dapet.
Mengenai ending. Aku sangat puas. Puas banget malah. Melalui satu epilog yang cukup panjang, masa depan semua tokoh dijelaskan sedetail-detailnya. Bahkan Jenny Tompel dan Jenny Bajaj juga nyempil. Dan emang ya kelakuan Johan bener-bener psikopat. Semua korbannya pada traumatis bahkan ada yang cacat. Tory aja yang awalnya mau jadi psikiater malah beralih jadi pasien karena trauma yang dialami waktu dikurung sama ular. Gila emang Johan.
Di paragraf terakhir diceritain bahwa Hanny masih nggak percaya bahwa Johan udah meninggal karena dia masih ngerasain kehadiran Johan disekelilingnya walaupun samar-samar sih. Tapi menurutku Johan udah mati kok. Suer! Pemikiran logisnya, Hanny juga mengalami trauma seperti korban yang lain tapi mungkin sekalanya masih kecil. Lagian siapa sih yang nggak trauma kalau dikejer-kejer psikopat gila? (rai-ina)
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung ke blog ini.
Setelah membaca mohon tinggalkan pesan pada kolom komentar.
Salam. ^^