Happy Silent Day, Caka 1936

Mata ini menatap ke segala penjuru seolah menanti,

Kaki ini melangkah di bumi pertiwi seolah mencari,

Tapi semua sunyi. Tak ada kehidupan.

Dan, jika waktu mengijinkan.

Mungkin suatu hari nanti, 

Aku mampu berpijak dihapadan dirimu, 

Tanpa ragu.

Senin, 31 Maret 2014

Rahajeng Nyanggra Rahina Nyepi Tahun Baru Caka 1936.

Selamat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1936.

Happy Silent Day for Bali, Caka 1936.

Hey, I'm back!!!!

Setelah hiatus kurang lebih 7 bulan lamanya--terakhir aku posting sinopsis Johan Series #4 di bulan September tahun lalu terus besoknya langsung go to the diklat-- dan kini akhirnya aku memutuskan untuk menulis sesuatu di blog ku ini, atau setidaknya aku ingin melihat blog yang sudah lama ku tinggalkan ini memiliki sedikit kehidupan. 

Sebenernya udah lama banget aku pengen ngetik sesuatu di blog ini, but ini masalah waktu yang entah kenapa menjadi sangat berkurang bahkan nyaris hilang. Pasca 3 bulan masuk asrama yang dimana aku benar-benar tertutup dari dunia luar (nggak boleh berkomunikasi dengan dunia luar termasuk keadaan orang tua dan keluarga), sebenernya aku ada waktu luang 24 jam untuk mengurusi blog ku tersayang ini. Tapi aku sibuk untuk memanjakan diri dengan makan sepuasnya, tidur, internetan, main hp, dan nonton tv. Terdengar biasa tapi sumpah demi apa, semua yang kusebut tadi merupakan sesuatu yang sulit aku dapatkan kalau aku lagi di asrama. Yeah....

Dan kini aku sedang libur Hari Raya Nyepi, walau 2 hari tapi lumayan lah ada liburnya. Aneh, dulu aku sempat libur Tahun Baru 2 minggu dan libur Imlek 4 hari tapi lucunya nggak ada niat sedikit pun untuk mengunjungi blog ini. Well, capek adalah alasan yang kudapatkan saat itu. Dan setelah rasa capek itu hilang, diganti dengan rasa kangen. Yup, aku kangen sama diriku yang dulu. Yang dengan bangganya menggunakan seragam putih abu kemana-mana. Dimana hidupku yang dulu hanya terfokus pada dua hal : membaca dan menulis. 

Sekolah bagiku bukan hanya sekedar tempat belajar dengan tas yang berisi buku-buku IPA yang tebalnya minta ampun. Tapi sekolah bagiku adalah tas yang berisi novel--plus headshet buat denger lagu pas baca-- dan wara wiri di perpus untuk mencari novel terbaru. Itu pun pulang sekolah langsung hunting buku ke toko buku atau rental novel langganan. Yes, kehidupanku saat itu benar-benar merdeka dan gila baca. 

Dan gimana keadaan ku yang sekarang? See!!! Boro-boro mau nulis cerpen atau sekedar tulisan fiksi atau apalah itu namanya, baca novel aja susahnya minta ampun. Lagi-lagi masalah waktu. Sabtu malam aku sampai rumah, besok minggu malam aku harus balik ke diklat.  Serius, aku kangen banget sama diriku yang dulu. Oh God! 

Tapi mau gimana lagi, ini lah jalan yang aku pilih. Kadang pendidikan emang lebih penting dari segalanya. Dan demi pendidikan harus mengorbankan segala hal. Syukur sekarang sudah mulai ada secercah titik terang, perlahan aku sudah menemukan diriku dan duniaku lagi. Terbukti kini aku sudah mulai aktif berburu buku dan dengan rakusnya membaca. Tapi maaf baru sampai tahap "baca lalu taruh di rak". Bukan tahap saat aku SMA dulu "baca lalu ambil laptop". Butuh waktu untuk aku kembali aktif nulis resensi novel seperti sedia kala. Dan masalahnya mencari waktu merupakan hal yang tersulit untuku saat ini. 

Mungkin aku harus bersabar untuk bisa kembali mendapati "jalan hidup" dimana membaca udah menjadi semacam passion dalam keseharianku.  Aku inget gimana seringnya disangka orang gila gara-gara cekikikan tiap baca novel. Nggak peduli itu di kelas, di bimbel, atau di rumah. Tapi harus diakui dengan membaca hidupku lebih berwarna, senyumku lebih lebar, mataku lebih bernyawa, dan otakku lebih waras (??). Hey girl, makin lama aku ngomong makin ngawur nih.

Stop it!! Kenapa aku jadi curhat colongan kayak gini? Padahal niat awalnya cuma pengen ngucapin selamat Hari Raya Nyepi. Haduh, parah nih.. Tapi udah terlanjur dan sekalian ngeluarin unek-unek. Hehe. 

Love,

Rai-Ina