Penulis : Poppy Oktavianti
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 208 halaman
Terbit : Januari 2006
Rating : 3/5
Kayla benci banget dipanggil "nerd". Sejak jadi murid SMA di Jakarta, bahkan sampai akhirnya kuliah di San Francisco, julukan itu terus melekat pada dirinya. Tinggal di negeri orang memang nggak enak! Iris, sahabatnya, ternyata kumpul kebo. Kayla juga harus menghadapi teman sekamar yang suka ingin tahu urusan orang lain. Belum lagi ledekan menghina dari Cindy, teman Iris yang mirip Britney Spears.
Tapi semua itu belum apa-apa. Yang paling bikin Kayla stres adalah ia terpaksa satu tim bikin makalah akhir bareng Nathan - cowok bule gondrong yang galak dan nyebelin!
Saking kesalnya dianggap nerd terus, Kayla bertekad ingin berubah. Dengan segala cara ia berusaha menjadi cewek gaul yang diidam-idamkannya. Apakah Kayla berhasil? Juga saat cowok kayak Steve memberikan perhatian padanya, apakah Kayla menerimanya? Atau... ia akhirnya jatuh cinta pada si bule gondrong yang katanya anti orang Indonesia?
Sinopsis :
Kayla merupakan cewek yang terlahir dari keluarga yang biasa-biasa saja. Dalam hidupnya tidak ada yang namanya hang out, dugem, atau sebangsa lainnya. Sebagian besar waktu luangnya diisi dengan les piano, les mata pelajaran, dan lain-lain. Itu sebabnya mengapa hingga SMA ia dipanggil "nerd" oleh teman-temannya. Walaupun begitu, Iris --sahabatnya dari SD yang merupakan anak konglomerat-- tetap menerima Kayla apa adanya, sampai suatu ketika Iris menlanjutkan SMP-nya di San Francisco.
Setelah lulus SMA, Kayla memutuskan mengambil beasiswa di San Francisco yang merupakan kampus Iris juga. Dengan begitu Kayla dapat bertemu lagi dengan sahabat kecilnya itu. Tapi sungguh diluar perkiraan. Iris yang dulu polos kini berbubah menjadi orang lain. Terlihat dari gaya pertemanan Iris yang hanya bergaul dengan mahasiswa asal Indonesia yang tentu saja dari kalangan jetset namun memiliki otak nol, suka dugem sampai pagi, hingga gosip --bukan sekedar gosip sih-- tentang Iris yang kumpul kebo dengan pacarnya yang bernama Gorry, cowok keturunan Indonesia yang lama menetap di SF.
Kayla yang sudah pusing memikirkan perubahan drastis Iris, harus pusing kembali dengan kenyataan bahwa dirinya yang susah beradaptasi di negeri orang. Padahal ia mengambil jurusan komunikasi. Di SF, sebutan "nerd" kembali melekat pada diri Kayla. Semula apa yang dianggap benar oleh Kayla di Indonesia malah kebalikan dengan keadaan di SF. Belum lagi isu yang membuat seluruh kampus menjuluki Kayla sebagai "Miss Virgin".
Dengan bantuan Iris, Kayla bertekad untuk berubah menjadi anak gaul. Semua saran Iris telah Kayla lakukan demi mengubah kesan "nerd" dalam dirinya. Tapi semuanya gagal. Kayla yang selalu mendapat minimal B pada setiap ulangan tiba-tiba mendapat nilai D minus. Ia juga sering terlambat mengumpulkan tugas dan selalu menguap di kelas karena sering ikutan Iris dkk yang hang out hingga pagi.
Dibalik itu semua, masih ada Tina --yang juga merupakan mahasiswa asal Indonesia-- yang bersikap ramah dengan Kayla. Kayla merasa nyaman bergaul dengan Tina, namun kendalanya kubu Tina bermusuhan dengan kubu Iris. Ada juga Steve --cowok asli Indonesia yang besar di SF dan merupakan anak dari pemilik perusahaan bumbu masak terkemuka di Indonesia-- yang menaruh perhatian kepada Kayla. Tapi masih ada Nathan --partner tugas semester Kayla--, bule gondrong yang katanya anti banget dengan orang Indonesia. Nathan awalnya bersikap jutek dengan Kayla, karena Kayla yang merupakan orang Indonesia. Berkat Kayla, Nathan akhirnya sadar bahwa nggak semua mahasiswa Indonesia seperti Iris dkk yang hanya bisa berfoya-foya. Jauh dari itu masih ada sekumpulan orang-orang yang bersahaja seperti Tina.
Lalu gimana akhir hubungan Nathan dengan Kayla, yang sebenarnya lebih dari sekedar teman partner? Terus Kayla akhirnya milih bertemen dengan Iris sahabatnya dari kecil atau dengan Tina cewk tomboi yang baik hati? Baca selengkapnya di novel I'm a Beautiful Nerd, Kuper Tapi Cantik.
Yah.. Novel ini bisa aku golongkan bagus sih. Penggambaran masing-masing tokoh jelas. Alurnya juga nggak bertele-tele. Chemistry yang dibangun Nathan dan Kayla juga lumayan. Dan lewat novel ini penulis pengen ngasi tau ke kita bahwa sebagai orang yang besar dengan budaya timur sampai kapan pun harus menjunjung dan menjaga budaya itu sendiri. Jangan terpengaruh akan budaya barat. Karena setiap budaya memiliki aturan masing-masing. Agak muter-muter ya? Intinya kita harus jaga virginity kita!
Sayang sekali novel ini minim dialog bahasa Inggris. Bukannya gimana, tapi novel ini kan mengambil setting di San Francisco. Jadi kesannya nggak di SF. Malah kesannya di Indonesia. Abis dialognya nyaris Indo semua. Aku aja awalnya ngira bahwa Nathan bisa bahasa Indonesia. Eh ternyata semua dialog Nathan dengan Kayla pakek bahasa Inggris --nggak tau deh dialog antara sesama mahasiswa yang asalnya dari Indo. Singkatnya, saat aku membaca dua halaman terakhir aku baru ngeh kalo dari awal cerita tokohnya makek bahasa Inggris. Yaiyalah, masa di negeri orang makek bahasa sendiri? Aneh deh.. (rai-ina)
2 komentar:
cerita nya baguss .. gue suka banget .. menjunjung tinggi kebudayaan indonesia , kita juga sebagai warga indonesia harus mempertahankan kebudayaan kita " kalo menurut cerita novel ini jangan kayak iris dan genk nya yang mengikuti gaya luar ."
Sebelumnya, makasi atas kunjungannya..
Iya, aku setuju. Iris and the genk nggak pantes ditiru. Tapi syukurnya diakhir cerita Iris sadar juga..
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung ke blog ini.
Setelah membaca mohon tinggalkan pesan pada kolom komentar.
Salam. ^^