Novel Philo Phobia

Penulis : Tessa Intanya
Penerbit : Gagas Media
Tebal : 382 halaman
Terbit : Maret 2006
Rating : 3/5


Cerita cinta dari orang yang tidak percaya cinta.
Dua orang sahabat yang berbeda jenis kelamin dan karakter. Anjani, cewek cynical, harsh in words and philophobic, sedangkan Alandra: lovable, believes in love, and a bit too sentimentil for a boy. They are just like two sides of a coin. Dua orang yang sebenarnya berbeda banget. Tapi anehnya, inseparable at the same time.

ANJANI: Bener-bener ngga? ngerti! Dan mungkin gue udah ngga' mau ngerti lagi?. Too much aja buat gue. Terserah deh loe semua pada mo nyebut gue apa? Karena kayaknya sih udah jelas sekarang. Kalo the love shit, doesn't exist for me.

ALANDRA: I've got a confession to make: I do like her. And sadly, this time? It's not just a friendly love. I'm really feeling something more' and it's real.

Emang sih' di dunia ini, ngga' harus semuanya tentang cinta melulu yang bisa dibahas. Dangkal banget! It's true thet this world does not always have to revolve around love and the issues of love. But, there's no denying that?it does exist! Love does exist. 






Sinopsis :
Anjani dan Alandra berteman sejak kecil, sejak mereka masih bertetangga. Dimana ada Andra, pasti ada Jani. Hingga sekarang mereka kuliah pun mereka masih nyaman dengan satu sama lain. Walau rumah sudah tidak bersebelahan tapi bagai keluarga Andra, Jani tetap dianggap sosok adik perempuan kesayangan terlebih oleh Ibunya Andra. Jani pun senang akan perlakuan keluarga Andra, karena di keluarga aslinya Jani tak pernah mendapat kasih sayang yang lengkap. Ibu dan Ayahnya bercerai saat ia kecil. Itulah sebabnya ia pindah dari rumah dulunya yang bersebelahan dengan rumah Andra ke sebuah apartemen. Karena menurut Ayah Jani, hidup bertiga (tambah Mbak Dar, orang yang mendampingi jani sejak kecil) lebih praktis tinggal di apartemen. Jani sejak kecil tumbuh tanpa kasih sayang seorang Ibu sehingga ia membenci Ibunya.


Orang disekitar mereka mengganggap bahwa Andra dan Jani berteman bukan hanya sebatas sahabat. Tapi mereka bisa menepis anggapan itu semua. Terbukti dengan Andra yang masih pacaran dengan Milla dan Jani yang habis putus dengan Danes. Hubungan mereka sebatas sahabat bukan? Tapi gimana kalo seorang cowok yang bernama Moreno a.k.a Reno tertarik sama Jani dan melakukan aksi pendekatan. Masih nggak Andra bertahan dengan Milla walau hatinya perlahan mulai terusik aksi Reno yang PDKT-an sama Jani? Disinilah hati Andra mulai goyah, apalagi Milla juga terang-terangan mulai meragukan persahabatan Andra dan Jani. Jani sendiri juga mulai bingung atas sikap Andra yang berubah saat Reno mendekatinya. Dan lama kelamaan rasa yang Jani pendam saat SMP kepada Andra mulai muncul ke permukaan. Sadar atau nggak, sebenarnya Andra dan Jani sama-sama saling suka, cuma mereka terlalu nyaman akan persahabatan mereka. 


Hayooo.. Pasti isi ceritanya udah ketebak ya? Ceritanya emang simpel, dan ending nya malah lebih simpel alias ketebak banget. Tapi seperti biasa, jalan menuju endingnya bisa menghibur kita. Yah, novel ini menurut ku lumayan. Walau banyak yang ku skip karena --entah perasaanku aja atau bukan-- cara penulis menyampaikan ceritanya agak beda dari novel yang lain. Beberapa temanku mengatakan bahwa mereka bingung saat membaca, tapi aku pribadi biasa aja. Nggak bingung-bingung amat. Okelah aku bingung gara-gara dialognya yang tiap tokoh menggunakan bahasa inggris. Bahkan buat tokoh Andra dan Jani (di ending) setiap dialognya hampir full bahasa inggris semua. Gila kan? 


Dan satu lagi ada yang mengganjal. Dialog semua tokoh selalu terdapat bahasa inggris, entah itu banyak atau sedikit. Bisa bayangin nggak kalo tukang cuci mobil dalam novel ini juga disisipkan kata-kata bahasa inggris? Pertama aku mikir mungkin aja jaman udah berkembang pesat, tapi lama kelamaan nggak masuk logika. Sekalian aja pengemis pakek bahasa inggris. Dan dari sini aku bisa menyimpulkan bahwa aku juga bingung baca novel ini. Hadeeeh.. Kapok deh aku baca yang beginian. (rai-ina)