Rabu, 13 Maret 2013


Destinée
Penulis : Monica Anggen
Penerbit : Salang Publisher
Tebal : 216 halaman
Terbit : Januari 2013
Rating : 4/5

"Rei ...!” Luna berteriak sekuat tenaganya. Sementara kakinya terus melangkah, berusaha mengejar bayang Rei yang tertinggal di matanya. Luna sama sekali tak melihat sebuah batu yang cukup besar yang berada di depannya. Satu kakinya menginjak batu tersebut tanpa sengaja, membuatnya terjatuh. Saat itu yang ada dalam pikiran Luna adalah ia sudah terlambat untuk membuat Rei kembali padanya. Ia sudah kehilangan Leon, dan ia tak ingin kehilangan Rei. 

Beban kesedihan ini terlalu pekat. Luna sudah tak sanggup lagi menanggung penderitaan hatinya. Ia kepayahan hingga sulit untuk membuat semuanya bisa dinalar dengan logika. 

Dia itu pembunuh Leon!  Dia itu laki-laki yang membuatnya takut akan teror yang tak ada habisnya! Mungkinkah mereka bersatu?



Sinopsis :
Semua bermula dari perkelahian kecil yang terjadi di klub malam yang menewaskan saudara kembar Luna yaitu Leon. Padahal besok Luna dan Leon akan berangkat ke Paris untuk mengambil beasiswa yang diberikan lembaga bimbingan belajar mereka. Hari ini mereka hanya berniat untuk melakukan perpisahan kecil-kecilan bersama teman mereka. Tapi siapa sangka acara perpisahan tersebut berakibat fatal. Luna yang melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana saudara kembarnya itu meninggal, merasa tak terima. Tanpa sadar ia menaruh dendam kepada pelaku yang telah memukul kepala Leon dengan botol bir. Apalagi pihak polisi tak dapat menemukan pelaku akibat terlalu banyak sidik jari yang terdapat dalam botol bir tersebut.

Luna yang merasa hidupnya tak lebih dari sekedar mayat hidup, seketika merasakan perubahan dalam keluarga sejak kematian Leon. Mamanya kini lebih senang menyendiri sedangkan Papanya sibuk menghabiskan waktunya di kantor seolah berusaha menyelesaikan semua pekerjaan yang tak ada habisnya. Luna pun menyadari bahwa sekuat apapun ia mencoba, posisi Leon tak akan tergantikan di depan orangtuanya. Walau mereka kembar identik namun sejak kecil ada sesuatu dalam diri Leon yang menjadikannya ia sebagai anak kesayangan Papanya. Dan kini anak kesayangan itu telah pergi dan menyisakan tiga orang yang mengalami kepedihan yang dalam.

Luna yang sudah tidak tahan akan keadaan rumah memutuskan untuk kembali mengambil beasiswa yang dulu sempat tertunda akibat kepergian Leon. Keputusannya tersebut membuat Mama dan Papanya menyadari bahwa kini hanya tinggal Luna yang tersisa. Tapi Luna telah mantap mengambil besiswa tersebut. Selain untuk melupakan kesedihannya terhadap saudara kembarnya itu, kepergian Luna menuju negara yang terkenal romantis tersebut juga untuk mewujudkan impian Leon. Dalam buku hariannya, Leon meminta Luna untuk tetap melanjutkan beasiswa ke Paris tanpa dirinya.

Sampai di Paris, Luna secara tak sengaja bertemu dengan Jason yang merupakan bule keturunan Perancis-Amerika. Luna sangat bersyukur bertemu dengan Jason karena ini merupakan pengalaman pertamanya di Paris. Ia tak bisa membayangkan jika dirinya tak bertemu Jaosn. Karena Jason lah yang membantu Luna menemukan apartemen barunya yang letaknya tak jauh dari kampusnya. Di apartemennya Luna berkenalan dengan dua orang yang bertolak belakang. Ang Shan yang merupakan anak kelas seni. Memiliki bermata sipit dan merupakan keturunan Asia serta memiliki kepribadian yang lincah. Sedangkan Lizzy yang merupakan anak psikologi, memiiliki paras cantik bak model dengan rambut panjangnya yang berwarna cokelat. 

Sekian lama di Paris, Luna menikmati kedekatannya bersama Jason yang selalu menemaninya berkeliling kota. Namun kedekatan ia dan Jason ditentang oleh Lizzy dan Ang Shan. Bahkan Lizzy secara terang-terangan meminta Luna untuk segera menjauhi Jason. Namun Luna mengabaikan permohonan tersebut. Sampai suatu ketika, Rei yang tinggal disebelah apartemen Luna juga meminta Luna untuk tidak terlalu dekat dengan Jason. Jika tidak, Luna dalam bahaya. 

Awalnya Luna menganggap Rei hanya ingin menakut-nakutinya mengingat hubungan Luna dan Rei selalu bentrok sejak pertemuan awal mereka. Namun beberapa kali Luna mendapati dirinya diikuti oleh seorang perempuan. Dan beberapa kali juga Luna mengalami kejadian yang mengancam nyawanya. Tanpa Luna sadari, sosok Rei lah yang selalu melindungi dan menjaganya. Sebenarnya sejak pertemuan pertamanya dengan Rei, Luna menyadari bahwa Rei--yang juga berasal dari Indonesia-- memiliki suatu aura yang mampu membuat Luna nyaman bersamanya. Dibandingkan dengan Jason, Luna lebih merasa aman jika berada di dekat Rei. Tapi bagaimana jika kenyataan bahwa Rei merupakan pelaku yang membunuh Leon? Mampukah Luna menerima kenyataan ketika seseorang yang dicintainya ternyata telah membunuh saudara kembarnya yang telah menjadi separuh jiwanya sejak lahir?


"Untuk apa aku menyakitimu, jika yang bisa kulakukan padamu adalah melindungimu." (hlmn 151) 
"Aku ingin menebus semuanya, merekatkan kembali hatimu yang pecah dan menjadi perban abadi bagi segala luka hatimu." (hlmn 207)

Ya ampun. Nggak kerasa aku uda ngetik sebanyak ini. Tapi nggak apa-apa, setelah aku searching di google ternyata info novel ini dikit banget. Aku aja kewalahan nyari picture novel ini dan review belakang sampulnya. Dan satu-satunya tempat yang menyediakan hanya goodreads. Itu pun reviw belakang sampulnya berbeda dengan review yang tertera di novel aslinya. Di review novel aslinya, tokoh Jason lebih mendominasi. Jadi aku dibuat sedikit kecolongan karena mengira tokoh Jason lah yang akan menjadi titik permasalahan novel ini. Tapi ternyata tokoh Rei lah yang menjadi kunci dalam cerita ini.

Awalnya aku ingin memberi rating 3 pada novel ini mengingat betapa susah payahnya aku membaca novel ini. Memang butuh perjuangan jika ingin membaca novel ini. Novel ini nyaris membuat aku mati kebosanan akibat cerita drama yang disuguhkan di awal cerita. Bagaimana kematian Leon yang membuat perubahan dalam keluarga Luna sampai pertemuan Luna dengan Jason. Oh, bagian itu benar-benar membuat aku tersiksa. Apalagi pemilihan kata-kata yang kurang pas. Seperti kata 'menikahi' yang terdapat dalam kalimat :

"Papa berteriak-teriak menikahi suara teriakan Luna yang semakin keras." (halaman 38) 
What the hell? !@#$%^&*()

Dan kata 'meraung' yang selalu diulang-ulang dalam novel ini, sukses membuat aku sebagai pembaca sedikit terganggu. Rasanya kata 'meraung' dapat diganti dengan 'memberontak', 'berteriak', 'menjerit'. Tapi mengapa setiap Luna kalap atau marah atau frustasi selalu kata 'meraung' yang tertera. Aku jadi berpikir Luna itu singa karena sering 'meraung'. T_T (Tolong abaikan bagian ini.)

Terlepas dari semua itu, novel ini lumayan kok. Ide ceritanya menarik yaitu tentang seseorang yang malah mencintai pembunuh saudara kembarnya sendiri. Chemistry Rei dan Luna dapet banget. Greget antara mereka mampu ngebuat aku menghayal kebersamaan mereka. Dan karena itu aku menaiki rating menjadi 4. Chemistry mereka mampu membuat aku tersenyum sekian detik. Ending mereka juga pas. Maksudnya, pas banget bikin pembaca menghayal menggunakan imajinasi mereka masing-masing tentang kelanjutan hubungan mereka. Saranku jika membaca novel ini, kalian harus bersabar di puluhan halaman awal. Jika kalian sudah melewati tahap ini dan menemukan kemunculan sosok Rei, maka bersiap-siap lah untuk terpesona dengan kelakuan tokoh ini hingga di akhir cerita.

PS : review belakang sampul yang tertera diatas merupakan review novel di goodreads. Aku malas mengetik review yang tertera pada novel aslinya. Hehe. 
Dan hampir saja lupa, aku mau ngucapin Selamat Hari Raya Nyepi, Tahun Baru Saka 1935 bagi yang merayakan. Sori kalo telat ngucapin. Cuma sehari kok, dari pada nggak sama sekali. :D (rai-ina)

5 komentar:

Anonim mengatakan...

tau nama mantan tunangnnya jason ga? siapa ya namanya?

Rai Inamas Leoni mengatakan...

Aku lupa nama mantan Jason, tapi satu yang ku inget. Itu cewek sedikit pysco...

Anonim mengatakan...

charlotte

Unknown mengatakan...

Namanya charlotte

Unknown mengatakan...

Bisa gak di analisis struktur nya, mana bagian abstrak, orientasi , komplikasi

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung ke blog ini.
Setelah membaca mohon tinggalkan pesan pada kolom komentar.
Salam. ^^

 
Copyright (c) 2010 My Dream is My Life. Design by Wordpress Themes.

Themes Lovers, Download Blogger Templates And Blogger Templates.